Kamis, 04 September 2008

Bertopeng atau menjadi Patung






Benarkah perempuan bertopeng? Ataukah sikap hidup yang diturunkan turun temurun dari generasi ke generasi yang membuat perempuan perlu bertopeng?
Mungkin ketika kesulitan hidup perlu ditutupi dari hadapan buah hati mereka, maka perempuan memasang topengnya. Ketika suami melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga, di luar rumah perempuan tetap memasang topengnya? Atau ketika tampil di hadapan umum perempuan memasang topeng untuk menutupi kepalsuan hidupnya? Menutupi ketergantungannya pada hal-hal konsumtif? Ataukah itu hanya bagian yang ditangkap oleh perupa lelaki dalam memandang perempuan?
Atau mungkinkah perempuan memainkan topengnya seperti yang diinginkan sang maestro, yang dalam hal ini bisa jadi diterjemahkan sebagai laki-laki? Tidak heran kalau perempuan laris dalam lakon sandiwara. Bukan hanya kecantikannya yang mungkin menawan hati pemirsanya, tapi karena wajahnya secara alami sudah terbiasa memasang topeng? Topeng yang memenuhi hasrat maupun tuntutan orang yang memandanginya?
Atau enakan jadi patung ??? ..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

well its nice to know that you have great hits here.