Minggu, 24 Agustus 2008

Pasrah


Ya Allah ...
Kuserahkan diriku padaMU
Kupasrahkan diriku pada waktu
Sekelumit penantian hati terpatri
Riuh bergemuruh mengusik diri

Segelintir kalimat sebagai luapan gejolak hati
Sepercik makna tiada berupa
Hanya sebuah emosi jiwa
yang menanti jawaban pasti ....


Note :
Balikpapan, 24 Agustus 2008
Selamat jalan Guru Duan ...
Semoga Amal kebaikannya diterima Allah.
Amien..




3 komentar:

Anonim mengatakan...

Aku tahu,rizkiku tak mungkin diambil orang lain,karenannya hatiku tenang.

Aku tahu,amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain,maka aku sibukan diriku untuk beramal.

Aku tahu,allah selalu melihatku,karenanya aku malu bila allah mendapatiku melakukan maksiat.

Aku tahu,kematian menantiku,maka kupersiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku.....amin.........

soeadie/ciknoeng.

Anonim mengatakan...

'Seberapa cepatkah Do'a anda di kabulkan..???'

Renungan :
1. Cobalah anda panjatkan 1 buah doa yg ringan kapada-Nya..
2. Tunggu proses Doa itu berjalan, karena semua ada prosedurnya..
3. Perhatikan dan buktikan, seberapa cepat Doa anda dikabulkan? 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, dst...????

Bila tidak menurut saya :
1. Manusia terlalu cepat memaafkan dirinya sendiri..
2. Sudah saatnya kita "ukur baju badan sendiri"

RIE.

Anonim mengatakan...

"Pasrah"...??
Teringat pesan Almarhum guru ngaji aku jadinya nech,
Ini pesannya..:

Bila kiamat nanti tiba,
di tanganmu masih tergenggam bibit kurma,
tak usah ragu menanamnya
karena Allah tidak melihat hasilnya
tapi melihat usaha yang kita kerahkan
Karena Allah menghargai daya upaya
asal sesuai dengan petunjuk-Nya
Kekang nafsu dengan puasa,
disiplinkan diri jalani aturan-Nya,
sebagai bukti usaha keras kita
untuk tunduk pada perintah-Nya.

Note juga nech:
Mungkin kalimat di awal ini bukan sekedar rindu pribadi antara seorang Murid kepada Gurunya tercinta..
Tapi merupakan rindu berkepanjangan akan sosok Ulama yang selalu:
- membunyikan lonceng harapan dan genta kebaikan.
- membimbing orang awam yang penuh kehausan rasa kasih dan sapaan yang santun
- memberikan kesejukan kepada jiwa yang gersang.
- memberikan harapan kepada mereka yang putus asa.
- menghibur mereka yang bersedih.
- menyantuni mereka yang lemah dan,
- mengajak semua kepada kebaikan.
bukan sekedar hardikan dan kemarahan kepada hal-hal yang buruk.

setuju?
Kalu setuju, urungkan aja lagi niat kamu buat publish komentar ini seperti biasa..?!

Rie.